Skip to main content

Hobby Mainstream

Ya, daripada gak ada yang mau ditulis lebih baik aku ceritaka sedikit tentang hobi mainstream dan menurut banyak orang membosankan.
Aku tertarik dengan yang namanya komik, baik itu dari indonesia atau luar negeri. Namun aku lebih suka membaca komik dengan kemasan monocrome (shirokuro). Walau aku penggemar komik, aku sama sekali gak ada bakat menggambar. Paling mampu cuman gambar mata, hidung, rambut seperti yang digambar anak SD. Namun kalo soal cerita, aku punya banyak konsep cerita yang kebanyakan terinspirasi dari komik yang pernah aku baca sebelumnya. Contohnya: Heart Controller, Golder Scroll, Green is not Enemy, dan Ace Knight dan Joker Girl.
Namun karena kurangnya fasilitas membutku belum membuat satu pun naskah cerita diatas. Taoi sinopsis ceritanya sudah tersimpan di memori kepalaku. Pasti hebat jika karyaku bisa terkenal seperti karya dari komikus ulung asal Indonesia lainnya. Kalo mau lihat seperti apa karya dari komikus tersebut silakan kunjungi Ngomik.com.

Selain itu, hobiku yang lainnya adalah mendengar lagu dari suara Robot. Aku menyebutnya suara robot karena memang bukan dari suara manusia, namun suara buatan dari aplikasi buatan Crypton Future Media anak dari Yamaha.corp. Mungkin udah ada pembaca yang bisa menebak? Vocaloid? Benar.
Mungkin kalian berpikir aku suka hal-hal yang berbau jepang. Tapi sebenarnya aku memang suka. Tapi hanya yang aku anggap bagus. Karena bagiku menyukai satu tema cerita bukan berarti harus menyukai seluruh judul dengan tema yang aku suka.
Gimana dengan menulis blog, apa itu termasuk hobi penulis? Sebenarnya kalo soal blog-blogan aku masih bisa dikatakan rookie. Namun blog menjadi salah satu modalku dalam meningkatkan karir di dunia maya. Selain karir di dunia nyata tentunya.

Soal konsep cerita yang aku tulis diatas, kalo ada waktu aku akan postingkan sinopsisnya. Namun soal Vocaloid searcing sendiri aja ya! soalnya udah banyak yang bahas tentang Vocaloid itu.

See you on the next post.

Comments

Popular posts from this blog

Mencoba Menulis Kembali.

Akhir akhir ini seiring dengan aktifitasku yang semakin padat, aku mulai merasa tak ada waktu yang cukup untuk diriku sendiri.  Kenapa? Masalahnya adalah aku tidak mendapatkan kepuasan akan apa yang aku lakukan,  terutama dalam pekerjaan.  Belum lagi dengan tuntutan atasan yang membuat pikiranku seolah tak mampu menampung semua tuntutan hidup ini. Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali disini,  berkutat dengan kata-kata.  Jari dan huruf beradu dan satu persatu membentuk kata-kata yang bisa kita baca.  Menjadikannya kumpulan kalimat yang bermakna. Aku mencoba menulis kembali untuk menyusun kehidupanku yang kacau oleh ulahku sendiri.  Saat aku tak tahu apa lagi yang harus ku prioritaskan, saat aku merasa terlalu lelah tuk berpikir,  saat aku merasa sepi dan tak ada yang tahu. Jadi dalam rangka memasuki tahun 2017, aku kan mencoba mengambil alih diriku kembali.  Dari segala kemalasan. Sikap panik,  dan tekanan yang datang baik dari...

Filosofi Catur

Hai. Catur adalah sebuah permainan papan yang sangat menarik. Hanya dengan 32 bidak dan buah papan yang berisi kotak hitam putih 8 X 8, kita bisa mengadu kecerdasan dan kecerdikan kita bersama teman yang kita tantang. Selain itu permainan catur tidak pernah membosankan karena tidak ada langkah yang sama yang selalu kita mainkan setiap saat. Kita harus mampu menebak pikiran lawan, menyerang dan bertahan di saat yang bersamaan. Target semua itu hanya satu, yaitu untuk membunuh raja pihak lawan. Suatu hari aku bermain catur dengan seorang teman. Lalu aku sadar beberapa hal yang menarik saat melangkahkan bidak-bidak catur. Lalu aku menemukan bidak catur itu seperti unsur kehidupan dalam diri manusia. Ini unsur-unsurnya. Raja melambangkan nyawa. Sama seperti nyawa manusia, bidak raja dalam permainan catur adalah unsur paling penting sekaligus yang paling lemah. Saat bidak raja mati, maka permainan berakhir. Begitu juga nyawa manusia, saat nyawa manusia pergi, maka kehidupannya...

Si Bujang Miskin

Pada zaman dahulu, hiduplah pemuda yang biasa dipanggil Si Bujang Miskin.Walau dia lebih senang dipanggil Si Bujang. Penduduk kampung menyebutnya demikian karena dia seorang pemuda bujang (belum menikah) dan hidup dalam kemiskinan. Dia tinggal bersama Ibunya di sebuah rumah kayu yang dibangun oleh ayahnya. Si Bujang selalu ingat cerita ibunya tentang semangat ayahnya dalam membangun rumah itu. Rumah itu dibangun ayahnya seorang diri saat mengetahui rahim istrinya telah terisi. "Mak, aku mau pergi." ucap Si Bujang. "Mau pergi kemana ?" sahut Maknya. "Mengail ikan. Aku dengar banyak ikan-ikan di sungai dekat sana?" "Untuk apalah nak mencari ikan, beras pun kita tidak punya." "Tapi.." "Lebih baik cari daging rusa di hutan sana. Biar mak yang cari kayu bakar." "Iya Mak." kata Si Bujang tidak membantah. Nasib baik berpihak kepada Si Bujang Miskin. Dia mendapat seekor rusa gemuk dan berhasil menembus...