Penulis akhir-akhir ini menemukan maraknya status fb dan twitter yang mulai kembali mengkritik KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Ini dimulai dari isu KPI akan menghentikan izin penayangan Spongebob Squarepants. Akhirnya banyak orang-orang sosial media yang sibuk menggunakan #saveSpongebob, dengan banyak alasan. Namun alasan yang paling sering aku dengar adalah Spongebob jauh lebih baik daripada sinetron Indonesia zaman sekarang.
Masalah ini sebenarnya pernah juga terjadi dulu. Saat KPI menghetikan penayangan sejumlah Anime secara hampir bersamaan. Ini membuat banyak fans anime marah dan mengungkapkan kekesalan mereka di sosial media. Meskipun masih ada beberapa anime yang bertahan, namun filtrasi terhadap unsur-unsur negatif semakin diperketat. Seperti kekerasan, pelecehan, kata-kata kasar, atau adegan Onsen (pemandian umum) yang bagi penggemar anime semua itu adalah hal biasa.
Penulis sendiri memang menyukai anime, namun penulis mendukung langkah KPI dalam menghentikan peredaran anime. Jangan marah dulu! Ini disebabkan perbedaan zaman anime zaman sekarang dengan anime tahun 2000 an. Menurut ane anime zaman sekarang lebih mementingkan Fan Service daripada alur ceritanya sendiri. Sex Joke dianggap salah satu penyedap rasa terpenting dalam membuat anime, belum lagi karakter ceweknya yang dibuat super cantik, super 'montok', hingga super genit. Belum lagi bumbu-bumbu hubungan yang kurang wajar seperti Yuri, Yaoi bahkan Incest.
Berbeda anime jadul yang lebih sederhana, dengan jalan cerita yang menarik, dan tema yang dapat diterima untuk anak-anak seperti Hamtaro, Hachi bee, Astro Boy, dan sebagainya. Walau tidak semuanya, tapi lumanyan untuk mengisi waktu kosong di hari minggu.
Menurut penulis, lebih baik bila kita melihat karya - karya dari negeri kita sendiri, tapi BUKAN SINETRON. Karya yang aku maksud ialah, animasi dari negeri sendiri, baik 2D atau 3D. Kita bisa melihat telah banyak komik-komik buatan dalam negeri yang dipublikasikan secara gratis di Ngomik.com. Selain itu Battle Of Surabaya menjadi contoh bahwa animasi 2D juga bisa dibuat oleh anak negeri. Ada juga animator dan Game Dev yang tak kalah hebat walau hanya dengan proyek yang dibuat sendiri. ID deviantart nya febryansky. Jadi daripada mempertahankan hal dari luar, kenapa kita tidak membuatnya dari dalam.
See You on The Next Post
Masalah ini sebenarnya pernah juga terjadi dulu. Saat KPI menghetikan penayangan sejumlah Anime secara hampir bersamaan. Ini membuat banyak fans anime marah dan mengungkapkan kekesalan mereka di sosial media. Meskipun masih ada beberapa anime yang bertahan, namun filtrasi terhadap unsur-unsur negatif semakin diperketat. Seperti kekerasan, pelecehan, kata-kata kasar, atau adegan Onsen (pemandian umum) yang bagi penggemar anime semua itu adalah hal biasa.
Penulis sendiri memang menyukai anime, namun penulis mendukung langkah KPI dalam menghentikan peredaran anime. Jangan marah dulu! Ini disebabkan perbedaan zaman anime zaman sekarang dengan anime tahun 2000 an. Menurut ane anime zaman sekarang lebih mementingkan Fan Service daripada alur ceritanya sendiri. Sex Joke dianggap salah satu penyedap rasa terpenting dalam membuat anime, belum lagi karakter ceweknya yang dibuat super cantik, super 'montok', hingga super genit. Belum lagi bumbu-bumbu hubungan yang kurang wajar seperti Yuri, Yaoi bahkan Incest.
Berbeda anime jadul yang lebih sederhana, dengan jalan cerita yang menarik, dan tema yang dapat diterima untuk anak-anak seperti Hamtaro, Hachi bee, Astro Boy, dan sebagainya. Walau tidak semuanya, tapi lumanyan untuk mengisi waktu kosong di hari minggu.
Menurut penulis, lebih baik bila kita melihat karya - karya dari negeri kita sendiri, tapi BUKAN SINETRON. Karya yang aku maksud ialah, animasi dari negeri sendiri, baik 2D atau 3D. Kita bisa melihat telah banyak komik-komik buatan dalam negeri yang dipublikasikan secara gratis di Ngomik.com. Selain itu Battle Of Surabaya menjadi contoh bahwa animasi 2D juga bisa dibuat oleh anak negeri. Ada juga animator dan Game Dev yang tak kalah hebat walau hanya dengan proyek yang dibuat sendiri. ID deviantart nya febryansky. Jadi daripada mempertahankan hal dari luar, kenapa kita tidak membuatnya dari dalam.
See You on The Next Post
Comments
Post a Comment