Hai, udah lama aku gak update blog ini ya? Itu karena si penulis lagi sibuk dengan urusan dunia nyatanya sehingga blog ini tak bisa di update. Tapi aku usahakan blog ini dapat di update sekali seminggu tergantung kapan hari off si penulis. Aku terus berusaha menghidupkan blog ini walau masih jauh dari kesempurnaan. Itu karena masih banyak isi kepalaku yang ingin ku tuangkan ke blog sederhana ini dan sekalian untuk refreshing setelah 6 hari kerja. Selain itu cerita Kancil dan Timun Mas harus tetap dilanjutkan. Jadi selamat membaca.
Hai. Catur adalah sebuah permainan papan yang sangat menarik. Hanya dengan 32 bidak dan buah papan yang berisi kotak hitam putih 8 X 8, kita bisa mengadu kecerdasan dan kecerdikan kita bersama teman yang kita tantang. Selain itu permainan catur tidak pernah membosankan karena tidak ada langkah yang sama yang selalu kita mainkan setiap saat. Kita harus mampu menebak pikiran lawan, menyerang dan bertahan di saat yang bersamaan. Target semua itu hanya satu, yaitu untuk membunuh raja pihak lawan. Suatu hari aku bermain catur dengan seorang teman. Lalu aku sadar beberapa hal yang menarik saat melangkahkan bidak-bidak catur. Lalu aku menemukan bidak catur itu seperti unsur kehidupan dalam diri manusia. Ini unsur-unsurnya. Raja melambangkan nyawa. Sama seperti nyawa manusia, bidak raja dalam permainan catur adalah unsur paling penting sekaligus yang paling lemah. Saat bidak raja mati, maka permainan berakhir. Begitu juga nyawa manusia, saat nyawa manusia pergi, maka kehidupannya
Comments
Post a Comment