Skip to main content

Kana-boon-Diver (Indonesian Translyric)

Selalu, sekarangpun, kita lakukan hal yang benar.
Sekarangpun mari kita terbang.

Saat mentari terbit, aku melangkah pergi
Kuharap sebaiknya ada yang berbeda dari hari kemarin
Mengapa kau masih tidak menyadarinya?
Ada rasa yang tak puas dalam hati yang t'rasa sakit

Jika ku lihat hal yang belum ku lihat
Jika ku dengar hal yang belum ku dengar
Itulah yang terpantul di mata biru ini.

Selalu, sekarangpun, berlari jauh lampaui bayangan
Akupun, takkan bisa hanya menunggu
Selalu, sekarangpun, kita lakukan hal yang benar.
Sekarangpun mari kita terbang.

Aku hentak bumi, aku ingin kau akui
Rasa kecewa ini tak terungkap dengan kata-kata
Aku berharap kubisa menjadi lebih kuat
dan membuatmu terdiam

Ku berani, ku berani, aku tak kenal rasa takut
ku tertawa palsu, walau itu bukan maksudku
Aku lelah, aku kecewa, tak bisa kulakukan sendiri
Tak berguna, ku berhenti dan pergi.

Aku tak berani, terbiasa jadi pecundang,
Air mataku tumpah  takkan berhasil
Tak terlawan, pusaran itu
hingga kusadari mentaripun terbit

Walu hujan, walau angin, aku akan hadapi semuanya
Aku selami, aku bisa, kan kulakukan

Selalu, sekarangpun, kita lakukan hal yang benar.
Sekarangpun dapatkah kau lihat kami yang sedang terbang
Walau kotor, walau robek, inilah yang kita inginkan
Dan disinilah kita sekarang.

NB: Lirik ini singable (dapat dinyantikan, semoga). Lirik ini ditranslete oleh Furaha sensei dari Furahasekai.com. Lirik aslinya dapat dilihat disini. Ini translirik pertama yang penulis buat. Jadi apabila ada kesahan mohon dimaafkan.

See You On Next Post.

Comments

Popular posts from this blog

Mencoba Menulis Kembali.

Akhir akhir ini seiring dengan aktifitasku yang semakin padat, aku mulai merasa tak ada waktu yang cukup untuk diriku sendiri.  Kenapa? Masalahnya adalah aku tidak mendapatkan kepuasan akan apa yang aku lakukan,  terutama dalam pekerjaan.  Belum lagi dengan tuntutan atasan yang membuat pikiranku seolah tak mampu menampung semua tuntutan hidup ini. Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali disini,  berkutat dengan kata-kata.  Jari dan huruf beradu dan satu persatu membentuk kata-kata yang bisa kita baca.  Menjadikannya kumpulan kalimat yang bermakna. Aku mencoba menulis kembali untuk menyusun kehidupanku yang kacau oleh ulahku sendiri.  Saat aku tak tahu apa lagi yang harus ku prioritaskan, saat aku merasa terlalu lelah tuk berpikir,  saat aku merasa sepi dan tak ada yang tahu. Jadi dalam rangka memasuki tahun 2017, aku kan mencoba mengambil alih diriku kembali.  Dari segala kemalasan. Sikap panik,  dan tekanan yang datang baik dari...

Filosofi Catur

Hai. Catur adalah sebuah permainan papan yang sangat menarik. Hanya dengan 32 bidak dan buah papan yang berisi kotak hitam putih 8 X 8, kita bisa mengadu kecerdasan dan kecerdikan kita bersama teman yang kita tantang. Selain itu permainan catur tidak pernah membosankan karena tidak ada langkah yang sama yang selalu kita mainkan setiap saat. Kita harus mampu menebak pikiran lawan, menyerang dan bertahan di saat yang bersamaan. Target semua itu hanya satu, yaitu untuk membunuh raja pihak lawan. Suatu hari aku bermain catur dengan seorang teman. Lalu aku sadar beberapa hal yang menarik saat melangkahkan bidak-bidak catur. Lalu aku menemukan bidak catur itu seperti unsur kehidupan dalam diri manusia. Ini unsur-unsurnya. Raja melambangkan nyawa. Sama seperti nyawa manusia, bidak raja dalam permainan catur adalah unsur paling penting sekaligus yang paling lemah. Saat bidak raja mati, maka permainan berakhir. Begitu juga nyawa manusia, saat nyawa manusia pergi, maka kehidupannya...

Si Bujang Miskin

Pada zaman dahulu, hiduplah pemuda yang biasa dipanggil Si Bujang Miskin.Walau dia lebih senang dipanggil Si Bujang. Penduduk kampung menyebutnya demikian karena dia seorang pemuda bujang (belum menikah) dan hidup dalam kemiskinan. Dia tinggal bersama Ibunya di sebuah rumah kayu yang dibangun oleh ayahnya. Si Bujang selalu ingat cerita ibunya tentang semangat ayahnya dalam membangun rumah itu. Rumah itu dibangun ayahnya seorang diri saat mengetahui rahim istrinya telah terisi. "Mak, aku mau pergi." ucap Si Bujang. "Mau pergi kemana ?" sahut Maknya. "Mengail ikan. Aku dengar banyak ikan-ikan di sungai dekat sana?" "Untuk apalah nak mencari ikan, beras pun kita tidak punya." "Tapi.." "Lebih baik cari daging rusa di hutan sana. Biar mak yang cari kayu bakar." "Iya Mak." kata Si Bujang tidak membantah. Nasib baik berpihak kepada Si Bujang Miskin. Dia mendapat seekor rusa gemuk dan berhasil menembus...