Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2015

Ayo ke Perpustakaan.

Dimana lagi tempat terbaik menghabiskan waktu, menghilangkan lelah, sambil menambah ilmu bila tidak di Perpustakaan. Perpustakaan adalah surga bagi para penikmat buku. Melihat buku bersusun dengan rapi penuh warna-warni dan memancing keingintahuan kita untuk membacanya. Suasananya juga sangat nyaman dan membuat pembaca tidak sadar telah menghabiskan banyak waktu hanya untuk membaca sebuah buku. Bicara tentang Perpustakaan. Penulis ingin mempromosikan sebuah perpustakaan yang ada di kota tempat penulis tinggal yaitu Pekanbaru. Perpustakaan itu bernama Perpustakaan Wilayah Soeman HS. Tempatnya di Jalan Sudirman di sebelah kantor Gubernur Riau. Tidak sulit mencarinya, karena bangunannya yang khas berbentuk seperti dudukan buku atau buku yang sedang terbuka. Fasilitas di Perpustakaan Soeman HS sendiri cukup memadai. Kumpulan buku mulai dari pelajaran untuk bahan skripsi mahasiswa hingga bacaan untuk anak tersedia disini. Disini juga tersedia buku sastra mulai dari antologi cerpen k

Komedi bukan sekedar Hiburan

Komedi adalah hiburan yang paling umum dan dapat diterima oleh masyarakat. Semua orang tahu apabila itu lucu dan mampu membuat orang tertawa adalah komedi. Itulah yang menyebabkan komedi menjadi alternatif pelepas stress paling mujarab bagi masyarakat tertentu. Namun sadar atau tidak sadar, komedi sangat berpengaruh terhadap kebudayaan dan kehidupan dalam suatu kumpulan masyarakat. Saya misalkan, kita sering menyaksikan komedi (di televisi) dalam bentuk hinaan terhadap kelemahan atau kekurangan seseorang. Hal ini membuat orang-orang yang menyukai komedi jenis ini akan suka menghina kekurangan orang-orang disekitarnya dan menganggap itu hanya hiburan. Dia sama sekali tidak akan memikirkan perasaan orang yang telah dia hina karena ini hanya lelucon. Tentu saja kita tidak ingin hal tersebut terjadi di masyarakat walau kenyataannya itu sudah terjadi. Entah kenapa dalam pergaulan kita sendiri selalu merasa ingin jadi komedian dan ingin membuat teman-teman kita tertawa. Sayangnya kita

Filosofi Catur

Hai. Catur adalah sebuah permainan papan yang sangat menarik. Hanya dengan 32 bidak dan buah papan yang berisi kotak hitam putih 8 X 8, kita bisa mengadu kecerdasan dan kecerdikan kita bersama teman yang kita tantang. Selain itu permainan catur tidak pernah membosankan karena tidak ada langkah yang sama yang selalu kita mainkan setiap saat. Kita harus mampu menebak pikiran lawan, menyerang dan bertahan di saat yang bersamaan. Target semua itu hanya satu, yaitu untuk membunuh raja pihak lawan. Suatu hari aku bermain catur dengan seorang teman. Lalu aku sadar beberapa hal yang menarik saat melangkahkan bidak-bidak catur. Lalu aku menemukan bidak catur itu seperti unsur kehidupan dalam diri manusia. Ini unsur-unsurnya. Raja melambangkan nyawa. Sama seperti nyawa manusia, bidak raja dalam permainan catur adalah unsur paling penting sekaligus yang paling lemah. Saat bidak raja mati, maka permainan berakhir. Begitu juga nyawa manusia, saat nyawa manusia pergi, maka kehidupannya

Artis di Dunia Maya

Hari ini televisi tak lagi menjadi satu-satunya media yang mampu memberi hiburan multimedia dengan audio dan visual (suara dan gambar). Internet telah hadir menghubungkan berbagai jenis perangkat   di dunia dan membawa banyak media dan dapat dinikmati oleh orang banyak. Lalu hadir berbagai situs-situs yang menyediakan streaming video yang dapat diunggah dan dilihat siapapun juga. Youtube adalah salah satu situs dimana pengguna dapat mengunggah video yang mereka buat atau menonton video yang dibuat pengguna yang lain. Lalu beberapa pengguna Youtube dengan kreatifnya mampu memberikan hiburan berbagai tema yang   dapat dinikmati banyak orang.   Selain Youtube ada juga Soundcloud, Deviantart, Instagram, Nico Nico Douga, dan masih banyak lagi yang mampu menjadi media bagi orang-orang kreatif untuk berkarya.  Hadirnya Youtube dan situs-situs lainnya menjadi alternatif lain bagi penikmat hiburan selain televisi. Berbeda dengan Channel Televisi yang mengejar Rating dan akhirny

Fenomena Pecinta (Bukan) Budaya Sendiri

Masih dalam rangka 70 tahun HUT RI. Saya ingin membahas tentang fenomena ini. Seperti kita tahu bahwa pada masa ini Remaja mulai mengikuti perkembangan budaya. Sayangnya itu bukan budaya sendiri melainkan budaya negara lain, seperti India, Jepang, Korea, atau budaya Eropa. Seolah-olah budaya nusantara tidak milik rakyat Indonesia sendiri. Namun apa penyebab hal ini terjadi? Inilah yang akan saya bahas. Penyebab utama terjadinya Pecinta (Bukan) Budaya Sendiri bukan berasal dari pengaruh asing namun itu terjadi akibat pengaruh dari negeri kita sendiri. Gak percaya? Gerbang utama para remaja menyukai budaya lain sebenarnya adalah hiburan entertainment. Banyak saat ini remaja Indonesia (terutama yang menjadi korban teknologi) yang merasa hiburan di Indonesia itu tidak kreatif, berlebihan, lebih cocok untuk orang tua, kuno dan yang paling penting MEMBOSANKAN. Televisi yang menjadi penyaji entertainment terbesar di Indonesia saat ini lebih memikirkan rating belaka dengan

Si Bujang Miskin

Pada zaman dahulu, hiduplah pemuda yang biasa dipanggil Si Bujang Miskin.Walau dia lebih senang dipanggil Si Bujang. Penduduk kampung menyebutnya demikian karena dia seorang pemuda bujang (belum menikah) dan hidup dalam kemiskinan. Dia tinggal bersama Ibunya di sebuah rumah kayu yang dibangun oleh ayahnya. Si Bujang selalu ingat cerita ibunya tentang semangat ayahnya dalam membangun rumah itu. Rumah itu dibangun ayahnya seorang diri saat mengetahui rahim istrinya telah terisi. "Mak, aku mau pergi." ucap Si Bujang. "Mau pergi kemana ?" sahut Maknya. "Mengail ikan. Aku dengar banyak ikan-ikan di sungai dekat sana?" "Untuk apalah nak mencari ikan, beras pun kita tidak punya." "Tapi.." "Lebih baik cari daging rusa di hutan sana. Biar mak yang cari kayu bakar." "Iya Mak." kata Si Bujang tidak membantah. Nasib baik berpihak kepada Si Bujang Miskin. Dia mendapat seekor rusa gemuk dan berhasil menembus