Skip to main content

Di Dalam Hutan - Kancil dan Timun Mas (Bag 7)

Di dalam hutan, suara riuh penghuni hutan terdengar. Mereka panik karena sang Kancil telah hilang. Gajah, rusa, burung, bahkan semut sibuk mencari keberadaan makhluk yang terkenal cerdik dalam menyelesaikan masalah itu. Sampai mereka bertemu sang monyet yang sedang makan pisang dengan lahapnya.

"Hei Monyet. Kau lihat kancil gak?" tanya Gajah.

"Kancil? Ti..tidak." jawab Monyet namun tidak menatap langsung mata Gajah.

"Kamu lihat kancil gak Monyet?" tanya Murai yang bertengger di pohon Monyet.

"AKU TIDAK LIHAT! Bukannya sudah aku kata tadi." ucap Monyet dengan nada marah
.
"Jangan marah begitu dong Monyet. Aku kan hanya bertanya." ucap Murai dengan santai.

"Memangnya kenapa kalian sibuk mencari Kancil. Tadi raksasa, sekarang kalian."

"Raksasa? Dimana?" tanya Gajah panik.

"Di hutan barat sana. Untung mereka tidak menyerang kira."

"Tapi kenapa kau tahu raksasa itu mencari Kancil?" tanya Murai dengan nada penasaran.

"I...itu karena.... karena...mereka."

"Karena apa? Mereka siapa? Kenapa kau bicara gak jelas begitu Monyet." tanya Gajah dengan nada curiga.

"Raksasa itu baru menculik Kancil." ucap Monyet dengan perlahan.

"Monyet, jangan bercanda. Tidak mungkin Kancil yang cerdik itu dengan mudah ditangkap raksasa." kata Gajah.

"Kancil cerdik? Aku saja bisa menipu Kancil yang cerdik itu." jawab Monyet dengan nada sombong.

"Jika kamu lebih cerdik dari Kancil, kenapa kamu tidak menolongnya saat kamu melihat Kancil tertangkap?"

"Karena... karena aku yang membantu raksasa itu menangkap Kancil."

"Apa?" tanya Gajah terkejut.

"Kenapa kamu melakukan itu? Kamu tidak kasihan sama Kancil." ucap Murai.

"Kau tau gak. Kancil yang menolong kita. Dia yang mengusir Harimau dari hutan ini. Jika tak ada Kancil, kita pasti sudah mati." Gajah meluapkan emosinya.

"Aku juga baru menyelamatkan kalian. Raksasa itu mulanya menangkap aku. Dia bertanya tentang keberadaan Kancil. Dia menyuruhku untuk mencari Kancil dan memancingnya ke hutan barat. Jika tidak, dia dan saudaranya akan menghacurkan hutan kita. Aku melakukannya demi seluruh penghuni hutan.

"Jika Kancil yang jadi kamu, aku yakin Kancil tidak akan melakukan hal seperti itu." ucap Murai.

Gajah dengan emosi, menaikan belalainya dan berusaha menggapai monyet. Monyet mencoba melompan ke dahan lainnya namun terlambat, karena tubuhnya sudah dililit oleh belalai gajah dan menariknya ke mata kecil sang Gajah yang sangat berlawanan dengan tubuhnya yang besar.

"Kau ikut kami sekarang. Beritahu kami dimana raksasa itu. Jika tidak, kau akan aku lempar sampai keluar hutan ini. Biar kau dimakan oleh Harimau."

"Lepaskan!" Monyet berusaha memberontak. "Memangnya kau berani melawan raksasa itu sendirian. Dia lebih besat daripada kau tahu. Sama tikus saja kau takut."

Sebuah sosok telah menguping pembicaraan itu dari tadi. Taringnya terlihat tajam saat dia tersenyum. Kancil benar-benar telah pergi. Saatnya dia makan besar hari ini.

-Bersambung

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Catur

Hai. Catur adalah sebuah permainan papan yang sangat menarik. Hanya dengan 32 bidak dan buah papan yang berisi kotak hitam putih 8 X 8, kita bisa mengadu kecerdasan dan kecerdikan kita bersama teman yang kita tantang. Selain itu permainan catur tidak pernah membosankan karena tidak ada langkah yang sama yang selalu kita mainkan setiap saat. Kita harus mampu menebak pikiran lawan, menyerang dan bertahan di saat yang bersamaan. Target semua itu hanya satu, yaitu untuk membunuh raja pihak lawan. Suatu hari aku bermain catur dengan seorang teman. Lalu aku sadar beberapa hal yang menarik saat melangkahkan bidak-bidak catur. Lalu aku menemukan bidak catur itu seperti unsur kehidupan dalam diri manusia. Ini unsur-unsurnya. Raja melambangkan nyawa. Sama seperti nyawa manusia, bidak raja dalam permainan catur adalah unsur paling penting sekaligus yang paling lemah. Saat bidak raja mati, maka permainan berakhir. Begitu juga nyawa manusia, saat nyawa manusia pergi, maka kehidupannya

Si Bujang Miskin

Pada zaman dahulu, hiduplah pemuda yang biasa dipanggil Si Bujang Miskin.Walau dia lebih senang dipanggil Si Bujang. Penduduk kampung menyebutnya demikian karena dia seorang pemuda bujang (belum menikah) dan hidup dalam kemiskinan. Dia tinggal bersama Ibunya di sebuah rumah kayu yang dibangun oleh ayahnya. Si Bujang selalu ingat cerita ibunya tentang semangat ayahnya dalam membangun rumah itu. Rumah itu dibangun ayahnya seorang diri saat mengetahui rahim istrinya telah terisi. "Mak, aku mau pergi." ucap Si Bujang. "Mau pergi kemana ?" sahut Maknya. "Mengail ikan. Aku dengar banyak ikan-ikan di sungai dekat sana?" "Untuk apalah nak mencari ikan, beras pun kita tidak punya." "Tapi.." "Lebih baik cari daging rusa di hutan sana. Biar mak yang cari kayu bakar." "Iya Mak." kata Si Bujang tidak membantah. Nasib baik berpihak kepada Si Bujang Miskin. Dia mendapat seekor rusa gemuk dan berhasil menembus

Mistletoe~The Tree of Reincarnation~ - Sebuah cerita baru dari TeamOS

Hai semua. Hari ini aku akan kembali mempromosikan sebuah lagu Vocaloid yang baru rilis akhir-akhir ini. Judulnya Mistletoe ~The Tree Of Reincarnation (selanjutnya akan disingkat Mistletoe). Sesuai judul diatas, lagu ini diproduksi oleh TeamOS (Hitoshizuku dkk), produser yang sama memproduksi Night Series. Jika pada Night Series kita disuguhkan cerita misterius dengan tema drama. Mistletoe hadir dengan cerita drama tragedi dengan tema fantasi kerajaan. Aku mendapat sinopsis Mistletoe World dari Vocaloid Lovers Indonesia . Ini sinopsis singkatnya. Tenang aja gak perlu takut spoiler .   SINOPSIS: 1000 Tahun yang lalu, Dunia diatur oleh para burung berkekuatan Dewa yang disebut Kamidori, yang tinggal di sebuah Surga diatas langit bernama Mistletoe. Mistletoe terhubung ke Bumi dengan sebuah menara raksasa. Kandori menerima harapan dan doa para manusia yang tinggal di Bumi dan mengandung. Permohonan yang pertama adalah "Kebahagiaan", maka lahirlah Burung Biru yang melambangkan