Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

The Wolf Who Falling in Love with Little Red Riding Hood - Kagamine Rin Len (Indonesia Translyric)

 Serigala yang Jatuh Cinta dengan Si Kerudung Merah Produser: Hitoshizuku x Yamasenkai Adegan yang dimulai, bukanlah sebuah kebetulan Dari jauh aku lihat, merah yang bergoyang sebuah bayangan yang kulihat, dihutan yang sangat lebat Semuanya dimulai dan ku terus berlari Pertemuan itu 'akhir' di dalam skenario jadi aku memutar untuk menghindarimu Ku ingin bertemu, ingin menyapamu Ingin berbicara dengan mu kau lemah dan aku yang licik pertemuan kita adalah akhir Sunggu kejam dan terkutuk akhir ini tak akan berubah Kenapa kau, kenapa aku Sang Serigala dan Si Kerudung Merah Ku tahu hari ini kau, melewati jalan ini lagi dan tak ada yang kulakukan, hanya mengawasimu Kau sembunyi di pohon, seperti yang sering kau lakukan aku hanya lewat, pura-pura tak melihat Mata kita, tak bertemu Suara kita, tak kan sampai Hanya nafas ini yang terus menghela Tak bertemu, tak bersentuh Tak berbicara, itu tak apa Kau tak berdaya, aku yang ceroboh tak apa selama kita d

Menjadi Manusia - Kancil dan Timun Mas (Bag 3)

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa aku bisa seperti ini?" maki Kancil sambil melihat pantulan dirinya dari kolam itu. Tidak ada lagi bulu coklat keemasan atau kaki kecilnya atau mata hitamnya yang besar. Semua telah berubah menjadi bentuk yang terasa asing namun terlihat sangat familiar. Bentuk seorang manusia. "Kancil oh kancil, kami bisa mengubah mu menjadi dirimu kembali. Namun ada syaratnya" "Syarat? "tanya Kancil. "Syarat apa?" "Di sisi lain selatan hutan ini ada sebuah perkampungan. Cari sebuah rumah dengan kebun timun di halamannya. Temukan Timun Mas dan bawa kemari." "Timun Mas?" Kancil heran. "Apa ada timun berwarna emas?" "Tentu saja ada. Sebaiknya kau cari cepat. Jika dalam 3 hari kau tidak kembali dengan Timun Mas, kau kan jadi manusia selamanya." ancam Raksasa Tanpa berkata apapun kancil melangkah pergi. Namun sebuah suara menghentikanya. 'Hei, sebaiknya kau pakai ini. Manusia t

Kancil dan Raksasa - Kancil dan Timun Mas (Bag 2)

"MOONYEEET." teriak Kancil dengan putus asa. Raksasa itu menggenggam tubuh Kancil hingga teriakannya tertahan. Dengan langkah besarnya, raksasa itu membawa Kancil masuk ke dalam sisi hutan yang belum pernah dimasuki Kancil.  Suara tawanya terdengar keras seperti gemuruh dari langit. "Sepertinya kau tidak secerdik apa yang kami pikirkan." ucap Raksasa itu. Raksasa itu berhenti tepat di sebuah lembah besar di kaki gunung. Di sana ada gua dan muncul dua raksasa lain yang wajahnya sama jeleknya dengan raksasa yang kancil bawa. "Selamat datang di rumah kami Sang Kancil yang cerdik." ucap Raksasa besar berotot dengan hidung besar dan rambut botak di depan. "Kau yakin ini Kancil yang itu. Dia terlalu mudah untuk di tangkap. Bahkan lebih mudah dari seekor katak. Hahahaha." ucap Raksasa dengan rambut panjang dan hidung peseknya. "Tentu saja. Hanya ada satu Kancil yang bisa bertahan hidup di hutan itu." ucap Raksasa yang berdiri di mu

VOCALOID - Suara Robot yang menyadarkan dunia.

Apa anda bosan dengan lagu yang dinyanyikan oleh manusia? Berarti saatnya anda beralih menuju masa depan. Masa depan dimana bukan hanya manusia yang dapat bernyanyi tapi perangkat lunak juga dapat bernyanyi.   Masa depan tersebut telah hadir hari ini dengan nama Vocaloid.  Vocaloid 2 Art By: jjem12.deviantart.com  Vocaloid adalah software Voice Synthersizer yang dikembangkan oleh Crypton Future Media yang juga merupakan anak perusahaan dari YAMAHA. Vocaloid mampu membuat dan menghasilkan suara Vokal yang jelas dan khas. Selain itu Vocaloid juga mampu bernyanyi sesuai dengan nada dan ritme yang diinginkan sang pengguna.  Awalnya Vocaloid mengalami kegagalan. Itu dikarenakan Vocaloid yang saat itu berbahasa Inggris masih terasa   janggal oleh masyarakat setempat.” Mana mungkin ada yang ingin membayar untuk mendengar aplikasi bernyanyi?” mungkin itulah yang mereka pikirkan. Lalu Vocaloid juga dibuat berbahasa Jepang. Namun respon yang diterima tidak jauh berbeda.

Kekuatan Spontan vs Kekuatan Deadline.

Ide dapat datang dimana saja dan kapan saja. Tak kenal waktu dan tempat, ide akan datang bahkan saat kau tidak memikirkannya. Namun menurut pengalaman penulis, ide datang dalam dua jalur, yaitu secara tiba-tiba atau yang disebut spontan atau saat waktu benar-benar diujung tanduk atau   saat deadline hampir mejemput.  Kekuatan spontan hadir saat kau melakukan kegiatan sehari-hari. Seperti saat menyapu rumah, membaca artikel, atau saat BAB di bilik termenung. Ada dua kesamaaan dari setiap ide spontan yaitu datangnya tak dapat di duga dan saat itu kita tidak dalam tekanan mencari ide.   Kekuatan spontan merupakan kekuatan yang menarik karena ide datang saat kita tidak memintanya. Hanya saja ide yang datang secara spontan tidak dapat ditunda . Saat ide itu ditunda bahkan dalam hitungan menit, kita tidak bisa memanggil ide yang sama untuk kedua kalinya. Contohnya saat aku tiba-tiba dapat ilham untuk dapat ide cerita. Dalam hitungan menit kau sudah mendapat alur ceritanya dari p

Soleil Transliyric (Indonesia Ver)

Dengan mata sedihnya, sang shinigami berkata "Apakah kau orangnya, yang akan menyelamatkanku" Rasa sakitmu, dalam gelap yang tak kau harap Walau saat itu, sangat tak terlihat Bersinar bagai mentari, gadis itu berdiri Dengan menggapai tangannya, dengan senyum ia berkata "Tak apa.. Kan kulepas kesedihanmu dan Ku ubahkau menjadi seekor burung. Terbanglah  kau dengan bebas, menuju ke langit yang luas Jika tak ada tempat yang kau tuju Pergilah kau bersamaku Burung putih, kepakan sayapnya, ikuti gadis itu Banyak yang ingin lepas dari kegelapan Gadis itu melepaskan semuanya satu persatu Langit yang dipenuhi, burung yang berwarna putih namun gadis itu , gelap sekelam malam Tubuhnya telah di makan, oleh sang kegelapan bertahan sampai batas tubuhnya mula mendingin Burung yang berduka, serap kegelapan gadis itu Langit yang dipenuhi, kawanan burung hitam Sinarmu sekilau emas, kaulah sang Soleil Nb: Lirik ini merupakan gubahan dari subtitle yang dibuat oleh Amesubs dalam v

Bangga (atau) Miliki Indonesia

Kebanggaan Indonesia adalah kebanggaan kita bersama. Namun siapakah Indonesia itu sendiri. Apakah orang Indonesia yang berkarya dan sukses di luar negeri adalah Indonesia yang bangga? Atau guru relawan yang mampu mengisi kekosongan guru di daerah-daerah terpencil itu lebih pantas dibanggakan oleh Indonesia sendiri? Sebelum penulis melanjutkan tulisan ini, perlu diketahui bahwa semua tulisan ini bersifat subjektif dan hanya sebagai tempat penulis untuk menuangkan pendapat. Penulis tidak memberikan kebenaran dan berharap pembaca menyetujui semua pendapat penulis dalam tulisan ini. Jika ada pendapat yang lebih baik silakan komentarnya dibawah. Menurut penulis, media terlalu berlebihan dalam memberitakan tentang kesuksesan orang-orang Indonesia diluar negeri. Baik dalam bidang karir atau prestasi. Walau mereka membawa nama Indonesia keluar sana, namun kenyataannya yang mereka bawa hanyalah keahlian individual dan kecerdasan pikiran mereka sendiri. Pada akhirnya nama Indonesia yang mere

Bertemu Raksasa - Kancil dan Timun Mas.

"Kancil, kancil, kancil." Terdengan suara teriakan diantara pohon-pohon lebat. Sang Kancil yang sedang sedang asik tidur di semak belukar. Direnggangkan tubuhnya seperti seekor kucing yang sedang bangun tidur. "Monyet, kenapa kau berteriak. Aku baru saja mau tidur." ucap Kancil dengan mata sayu. "Kancil, kau harus bangun. Kita semua dalam bahaya." Monyet turun dari pohon. "Bahaya? Bahaya apa? Harimau sudah lari dari hutan ini kemarin." ucap Kancil dengan sedikit menguap. "Bukan Harimau, tapi Raksasa." "Raksasa? Mana ada raksasa di hutan ini. Sudahlah aku mau lanjutkan tidur lagi. "KAANCIIIIL." Teriak Monyet dengan kesal. Si Kancil tak tahan dengan teriakan Monyet. Dia akhirnya tegak dengan keempat kaki kecilnya. "Awas, jika raksasa yang kau katakan itu tidak ada. Aku tidak akan menolongmu lagi." ancam Kancil. "Jika kau tidak percaya, ayo ke kita ke hutan wilayah barat."  Ucap Monye

Kana-boon-Diver (Indonesian Translyric)

Selalu, sekarangpun, kita lakukan hal yang benar. Sekarangpun mari kita terbang. Saat mentari terbit, aku melangkah pergi Kuharap sebaiknya ada yang berbeda dari hari kemarin Mengapa kau masih tidak menyadarinya? Ada rasa yang tak puas dalam hati yang t'rasa sakit Jika ku lihat hal yang belum ku lihat Jika ku dengar hal yang belum ku dengar Itulah yang terpantul di mata biru ini. Selalu, sekarangpun, berlari jauh lampaui bayangan Akupun, takkan bisa hanya menunggu Selalu, sekarangpun, kita lakukan hal yang benar. Sekarangpun mari kita terbang. Aku hentak bumi, aku ingin kau akui Rasa kecewa ini tak terungkap dengan kata-kata Aku berharap kubisa menjadi lebih kuat dan membuatmu terdiam Ku berani, ku berani, aku tak kenal rasa takut ku tertawa palsu, walau itu bukan maksudku Aku lelah, aku kecewa, tak bisa kulakukan sendiri Tak berguna, ku berhenti dan pergi. Aku tak berani, terbiasa jadi pecundang, Air mataku tumpah  takkan berhasil Tak terlawan, pusaran

Handphone itu Rantai Anjing?

Putu Wijaya pernah menyampaikan dalam salah satu cerpennya yang berjudul HP bahwa handphone itu ibarat rantai anjing, sering digunakan untuk memerintahkan dan mengawasi orang dari jarak jauh. Namun benarkah demikian. Tentu saja penulis yang saat ini hanya lulusan SMK tidak dapat mengadu argumen dengan sosok seperti Putu Wijaya. Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Namun pernyataan ini juga pasti akan ditentang oleh banyak pihak. Sebelum penulis membahas lebih jauh. ada baiknya penulis menjelaskan sedikir tentang cerpen HP tersebut. Diceritakan, Ami meminta bapaknya yang bernama Pak Amat untuk membelikannya sebuah handphone. Namun bapaknya malah membelikan Hp jadul yang sering disebut HP batu bata. Ami lalu merajuk dan membuat bapaknya kesal. Keesokan harinya Pak Amat memberi Ami handphone terbaru namun Ami menolak dengan alasan Hp itu seperti rantai anjing, biasanya digunakan majik

Ayo Membaca!!

Sebuah fakta mengejutkan datang dari sebuah buku yang baru penulis baca, judulnya How To Write a Novel. Diceritakan bahwa bangsa ini mengalami lompatan kebudayaan yang sangat besar sekaligus berbahaya yaitu lompatan dari budaya Ngomong  ke budaya menulis. Ini disebabkan oleh pengaruh teknologi pada sosial media yang menyebabkan banyak dari masyarakat yang telah mengubah cara mereka bicara menjadi menulis. Tentu saja dalam sebuah lompatan pasti ada yang dilompati. Budaya yang dilompati itu adalah budaya membaca. Membaca seharusnya menjadi budaya yang harus dilalui sebelum menulis, karena dengan membaca, masyarakat dapat lebih menahan diri menulis sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Namun kenyataannya saat ini, para pengguna sosial media kurang dapat menahan diri mereka dalam menulis ataupun membaca di akun sosial media mereka. Ini dapat menyebabkan terjadinya penyalahgunaan akun, munculnya kritik yang tidak membangun dan cekcok  yang tidak berguna yang terjadi di media sosial.

Belajar dari Monyet yang Penasaran

Ada yang kenal karakter yang satu ini? Memiliki 4 tangan (atau 4 kaki ?). Tidak pandai berbicara namun mengerti apa yang dikatakan orang padanya. Bertingkah seperti monyet namun berpikir seperti anak-anak. Namanya adalah Curious George atau dalam bahasa Indonesia "George yang Penasaran". Dia adalah karakter rekaan yang berasal dari karya  Hans Augusto Rey and Margret Rey dalam buku anak-anak dengan judul Curious George. Saat ini kita dapat menyaksikan tingkah lucu George di salah satu Channel TV swasta. George diceritakan sebagai seekor monyet nakal yang selalu penasaran akan hal yang ditemuinya. Dia berteman dengan seorang pemuda bernama Ted atau lebih sering disebut Pria Bertopi Kuning. Mereka tinggal bersama di sebuah apartemen di tengah kota dan terkadang pergi ke sebuah desa dan tinggal di rumah pribadi mereka. Curious George adalah serial animasi yang cocok untuk semua umur. Serial animasinya mencerita bagaimana cara anak-anak belajar dari rasa penasarannya.