Putu Wijaya pernah menyampaikan dalam salah satu cerpennya yang berjudul HP bahwa handphone itu ibarat rantai anjing, sering digunakan untuk memerintahkan dan mengawasi orang dari jarak jauh. Namun benarkah demikian.
Tentu saja penulis yang saat ini hanya lulusan SMK tidak dapat mengadu argumen dengan sosok seperti Putu Wijaya. Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Namun pernyataan ini juga pasti akan ditentang oleh banyak pihak.
Sebelum penulis membahas lebih jauh. ada baiknya penulis menjelaskan sedikir tentang cerpen HP tersebut.
Diceritakan, Ami meminta bapaknya yang bernama Pak Amat untuk membelikannya sebuah handphone. Namun bapaknya malah membelikan Hp jadul yang sering disebut HP batu bata. Ami lalu merajuk dan membuat bapaknya kesal. Keesokan harinya Pak Amat memberi Ami handphone terbaru namun Ami menolak dengan alasan Hp itu seperti rantai anjing, biasanya digunakan majikan untuk mengawasi pembantunya atau seperti direktur yang ingin memerintahkan karyawannya. Lalu Pak Amat mengaku bahwa Hp yang dia beri juga digunakan untuk mengawasi Ami. Bu Amat hanya melonggo mendengar perkataan suaminya.
Cerpen ini dibuat sekitar tahun 2002. Artinya kisah yang dibuat Putu Wijaya sesuai dengan kebiasaan masyarakat dalam mengenal handphone saat itu. Tentu saja masyarakat saat ini mengenal handphone jauh berbeda dengan saat itu. Masyarakat kini mulai memiliki istilah baru yang disebut gadget. Sebuah perangkat kecil yang mampu memenuhi dan mempermudah kebutuhan manusia. Tentu saja ini jauh berbeda pada saat itu dimana masyarakat hanya mengenal handphone itu untuk menelpon dan mengirim pesan singkat.
Walau begitu, Gadget yang kita kenal saat ini tetap mampu menjadi 'rantai anjing' apabila kita malah terkekang dibuatnya. Ada beberapa kondisi yang membuat Gadget yang kita gunakan bak 'rantai anjing' yaitu,
1. Apabila kita lebih asik berinteraksi dengan gadget kita dibandingkan berbicara dengan teman 'nyata' yang ada disekitarmu. Kita ibarat anjing yang lebih senang mengikuti tuan kita daripada berinteraksi dengan teman nyata kita.
2. Apabila kita panik saat gadget kita tertinggal di rumah atau kehabisan baterai itu ibarat kita seperti anjing yang rantainya dilepas oleh tuannya lalu panik mencari kembali dimana tuannya.
Maaf apabila bahasa yang kali ini penulis gunakan terlalu gamblang dan tidak beretika. Namun ini hanya sedikit pendapat penulis tentang pengaruh gadget terhadap hidup sosial dan bermasyarakat. Pada akhirnya para pengguna gadget itu sendiri yang harus bijaksana dalam menggunakan alatnya. Jangan sampai gadget menjadi rantai anjing yang mengekang kita.
Tentu saja penulis yang saat ini hanya lulusan SMK tidak dapat mengadu argumen dengan sosok seperti Putu Wijaya. Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Namun pernyataan ini juga pasti akan ditentang oleh banyak pihak.
Sebelum penulis membahas lebih jauh. ada baiknya penulis menjelaskan sedikir tentang cerpen HP tersebut.
Diceritakan, Ami meminta bapaknya yang bernama Pak Amat untuk membelikannya sebuah handphone. Namun bapaknya malah membelikan Hp jadul yang sering disebut HP batu bata. Ami lalu merajuk dan membuat bapaknya kesal. Keesokan harinya Pak Amat memberi Ami handphone terbaru namun Ami menolak dengan alasan Hp itu seperti rantai anjing, biasanya digunakan majikan untuk mengawasi pembantunya atau seperti direktur yang ingin memerintahkan karyawannya. Lalu Pak Amat mengaku bahwa Hp yang dia beri juga digunakan untuk mengawasi Ami. Bu Amat hanya melonggo mendengar perkataan suaminya.
Cerpen ini dibuat sekitar tahun 2002. Artinya kisah yang dibuat Putu Wijaya sesuai dengan kebiasaan masyarakat dalam mengenal handphone saat itu. Tentu saja masyarakat saat ini mengenal handphone jauh berbeda dengan saat itu. Masyarakat kini mulai memiliki istilah baru yang disebut gadget. Sebuah perangkat kecil yang mampu memenuhi dan mempermudah kebutuhan manusia. Tentu saja ini jauh berbeda pada saat itu dimana masyarakat hanya mengenal handphone itu untuk menelpon dan mengirim pesan singkat.
Walau begitu, Gadget yang kita kenal saat ini tetap mampu menjadi 'rantai anjing' apabila kita malah terkekang dibuatnya. Ada beberapa kondisi yang membuat Gadget yang kita gunakan bak 'rantai anjing' yaitu,
1. Apabila kita lebih asik berinteraksi dengan gadget kita dibandingkan berbicara dengan teman 'nyata' yang ada disekitarmu. Kita ibarat anjing yang lebih senang mengikuti tuan kita daripada berinteraksi dengan teman nyata kita.
2. Apabila kita panik saat gadget kita tertinggal di rumah atau kehabisan baterai itu ibarat kita seperti anjing yang rantainya dilepas oleh tuannya lalu panik mencari kembali dimana tuannya.
Maaf apabila bahasa yang kali ini penulis gunakan terlalu gamblang dan tidak beretika. Namun ini hanya sedikit pendapat penulis tentang pengaruh gadget terhadap hidup sosial dan bermasyarakat. Pada akhirnya para pengguna gadget itu sendiri yang harus bijaksana dalam menggunakan alatnya. Jangan sampai gadget menjadi rantai anjing yang mengekang kita.
Comments
Post a Comment