"MOONYEEET." teriak Kancil dengan putus asa.
Raksasa itu menggenggam tubuh Kancil hingga teriakannya tertahan. Dengan langkah besarnya, raksasa itu membawa Kancil masuk ke dalam sisi hutan yang belum pernah dimasuki Kancil. Suara tawanya terdengar keras seperti gemuruh dari langit.
"Sepertinya kau tidak secerdik apa yang kami pikirkan." ucap Raksasa itu.
Raksasa itu berhenti tepat di sebuah lembah besar di kaki gunung. Di sana ada gua dan muncul dua raksasa lain yang wajahnya sama jeleknya dengan raksasa yang kancil bawa.
"Selamat datang di rumah kami Sang Kancil yang cerdik." ucap Raksasa besar berotot dengan hidung besar dan rambut botak di depan.
"Kau yakin ini Kancil yang itu. Dia terlalu mudah untuk di tangkap. Bahkan lebih mudah dari seekor katak. Hahahaha." ucap Raksasa dengan rambut panjang dan hidung peseknya.
"Tentu saja. Hanya ada satu Kancil yang bisa bertahan hidup di hutan itu." ucap Raksasa yang berdiri di mulut gua dengan rambut keritingnya.
Si Kancil hanya terdiam mendengar raksasa-raksasa itu mendebatkan dirinya. Lalu dengan memberanikan dirinya dia berkata."Kau benar, aku bukan Si Kancil yang kalian cari. Kau pasti mencari saudaraku. Dia sekarang asa di hutan seberang."
"Sudah ku bilang bukan, kau menanggap Kancil yang salah." ucap raksasa pesek kepadsa temannya sambil memukul kepala temannya.
"Dasar bodoh, kau tidak sadar ya. Dia mencoba menipu kita. Tapi dengan begitu dia telah mengakui bahwa dia kacil yang kita cari. Jangan kira kami sebodoh hewan-hewan di hutan yang bisa kau tipu saja dasar kancil." ejek raksasa sambil membawa kancil masuk ke dalam gua.
Gua tersebut ternyata lebih luas dibandingkan dilihat dari luar. Tidak ada raksasa lain terlihat jadi hanya tiga raksasa itu yang tinggal di sini. Mata Kancil terpaku padsa kolam berwarna biru berkilau.
Belum sempat bertanya tiba-tiba Kancil mendapati dirinya terlembar di udara dan masuk ke dalam kolam itu. Kolam itu ternyata lebih dalam dari dugaanya. Kancil menendang-nendang air dengan kakinya agar sampai ke tepi kolam.
Saat Kancil berhasil keluar sdari kolam itu. Kancil merasa ada yang aneh. Udara terasa lebih dingin dari sebelumnya. Dia juga merasa lebih tinggisdari sebelumnya. Kaki kencilnya menghilang digantikan dengan kaki tinggi bewarna putih. Dia telah berubah menjadi manusia.
"Apa yang kalian lakukan padaku?" pekik Kancil. Raksasa-raksasa itu mulai menjelaskan rencana mereka.
Bersambung
Raksasa itu menggenggam tubuh Kancil hingga teriakannya tertahan. Dengan langkah besarnya, raksasa itu membawa Kancil masuk ke dalam sisi hutan yang belum pernah dimasuki Kancil. Suara tawanya terdengar keras seperti gemuruh dari langit.
"Sepertinya kau tidak secerdik apa yang kami pikirkan." ucap Raksasa itu.
Raksasa itu berhenti tepat di sebuah lembah besar di kaki gunung. Di sana ada gua dan muncul dua raksasa lain yang wajahnya sama jeleknya dengan raksasa yang kancil bawa.
"Selamat datang di rumah kami Sang Kancil yang cerdik." ucap Raksasa besar berotot dengan hidung besar dan rambut botak di depan.
"Kau yakin ini Kancil yang itu. Dia terlalu mudah untuk di tangkap. Bahkan lebih mudah dari seekor katak. Hahahaha." ucap Raksasa dengan rambut panjang dan hidung peseknya.
"Tentu saja. Hanya ada satu Kancil yang bisa bertahan hidup di hutan itu." ucap Raksasa yang berdiri di mulut gua dengan rambut keritingnya.
Si Kancil hanya terdiam mendengar raksasa-raksasa itu mendebatkan dirinya. Lalu dengan memberanikan dirinya dia berkata."Kau benar, aku bukan Si Kancil yang kalian cari. Kau pasti mencari saudaraku. Dia sekarang asa di hutan seberang."
"Sudah ku bilang bukan, kau menanggap Kancil yang salah." ucap raksasa pesek kepadsa temannya sambil memukul kepala temannya.
"Dasar bodoh, kau tidak sadar ya. Dia mencoba menipu kita. Tapi dengan begitu dia telah mengakui bahwa dia kacil yang kita cari. Jangan kira kami sebodoh hewan-hewan di hutan yang bisa kau tipu saja dasar kancil." ejek raksasa sambil membawa kancil masuk ke dalam gua.
Gua tersebut ternyata lebih luas dibandingkan dilihat dari luar. Tidak ada raksasa lain terlihat jadi hanya tiga raksasa itu yang tinggal di sini. Mata Kancil terpaku padsa kolam berwarna biru berkilau.
Belum sempat bertanya tiba-tiba Kancil mendapati dirinya terlembar di udara dan masuk ke dalam kolam itu. Kolam itu ternyata lebih dalam dari dugaanya. Kancil menendang-nendang air dengan kakinya agar sampai ke tepi kolam.
Saat Kancil berhasil keluar sdari kolam itu. Kancil merasa ada yang aneh. Udara terasa lebih dingin dari sebelumnya. Dia juga merasa lebih tinggisdari sebelumnya. Kaki kencilnya menghilang digantikan dengan kaki tinggi bewarna putih. Dia telah berubah menjadi manusia.
"Apa yang kalian lakukan padaku?" pekik Kancil. Raksasa-raksasa itu mulai menjelaskan rencana mereka.
Bersambung
Comments
Post a Comment